Sejumlah Pengaruh Buruk Akhir Lockdown Di Dki Jakarta
Hingga hari ini bengkak virus corona masih berlangsung di tanah air dan jumlah kasusnya pun semakin bertambah. Salah satu wilayah yang mempunyai masalah terbesar yakni DKI Jakarta. Mengingat besarnya kasus konkret corona yang ditemukan di wilayah DKI, maka pemerintah pun sempat memikirkan planning untuk lockdown. Lantas kalau lockdown benar-benar dilakukan, apakah pengaruh jelek yang akan diterima oleh DKI?
Ancaman Kerugian Besar dari Kebijakan Lockdown di Jakarta
Lockdown sejatinya merupakan perjuangan yang dilakukan untuk membatasi aktivitas masyarakat agar tidak ada lagi anggota masyarakat yang terinfeksi corona. Lockdown sendiri mampu dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu partial lockdown dan total lockdown. Apabila partial lockdown yang diberlakukan, maka acara masyarakat akan dibatasi sebanyak 70%. Namun dikala total lockdown dilakukan maka pembatasannya menjadi 100%.
Isu kebijakan lockdown memang menguat setelah sejumlah negara telah melakukannya lebih dahulu. Kebijakan ini dianggap ampun untuk mengurangi penyebaran virus corona yang hingga hari ini masih terus terjadi. Namun tentu saja untuk memberlakukan kebijakan tersebut harus ada pertimbangan yang matang. Pasalnya kebijakan ini memiliki imbas jelek yang juga harus diperhatikan, terlebih jikalau diterapkan di wilayah DKI Jakarta yang notabene menjadi salah satu kawasan perekonomian besar.
Terkait dengan imbas buruk dari penerapan kebijakan lockdown di Jakarta, seorang pengamat menjelaskan bahwa akan ada kerugian yang mencapai 72 T. Hal itu dipertimbangkan dengan menghitung segala faktor, mulai dari faktor pariwisata, industri, perdagangan, hingga jasa transportasi. Kerugian ditaksir akan terjadi apabila pemerintah menetapkan untuk melakukan total lockdown di wilayah DKI Jakarta. Lalu bagaimana kalau tidak diberlakukan lockdown?
Pengamat juga telah memperhitung soal kerugian yang dialami jikalau memang lockdown tidak diberlakukan. Kerugian yang diperkirakan akan terjadi pada sektor pengobatan bagi pasien corona yang mencapai puncak pada angka 311 T. Tentunya hal ini itu disebabkan masyarakat yang tidak dibatasi, sehingga dapat beraktivitas mirip biasanya namun juga ikut meningkat risiko kasus infeksi corona. Semakin banyak perkara faktual yang ditemukan, maka biaya pengobatannya pun akan semakin bertambah.
Jika melihat asumsi imbas jelek yang akan dialami jakarta jika melakukan lockdown, maka memang menjadi masalah krusial bagi pemerintah untuk memutuskan penetapan kebijakan ini. Di satu sisi pemerintah ingin menekan angka bengkak corona, namun disisi lain ada tantangan yang cukup besar bila kebijakan itu dilakukan. Oleh alasannya itu, sebaiknya kita sebagai rakyat harus menyerahkan sepenuh keputusan lockdown ini kepada pemerintah. Sebab pemerintah memiliki orang-orang yang berkompeten dalam menimbang dan menakar dampak dari kebijakan tersebut.
Demikianlah isu seputar efek buruk lockdown bagi tempat DKI Jakarta yang mampu dibagikan. Semoga isu ini mampu membuka wawasan kita semua bahwa lockdown bukanlah perkara gampang yang dapat dilakukan begitu saja.
0 Response to "Sejumlah Pengaruh Buruk Akhir Lockdown Di Dki Jakarta"
Post a Comment